Sabtu, 16 April 2011

WISATA RELIGI DI KOTA SURABAYA

Sejumlah tempat peribadatan yang sering menjadi kunjungan warga masyarakat juga tersedia di Surabaya. Berikut tempat peribadatan yang menjadi kunjungan orang untuk berdoa:



a. Masjid Al Akbar
Berada di Jalan Pagesangan, wilayah Surabaya Selatan, Masjid Al Akbar merupakan masjid terbesar di Surabaya dengan gaya arsitektural unik dan modern. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Abdurrachman wahid pada 10 November 2000.

Berdiri di atas lahan seluas tanah seluas 11,2 Ha, keunikan masjid ini terletak pada desain kubahnya yang menyerupai struktur daun, yakni memadukan warna hijau dan biru, memberi efek sejuk dan segar. Sementara, dari menaranya, kita dapat menikmati pemandangan Kota Surabaya yang sangat indah, terutama di malam hari.

b. Masjid Agung Sunan Ampel
Raden Achmad Rachmatulloh adalah seorang public figur yang alim dan bijak serta berwibawa dan semakin banyak mendapatkan simpati dari masyarakat diusianya yang masih belia 20 tahun. Dan pada saat kedatangan beliau ke tanah jawa, beliau diberi kepercayaan oleh Raja Majapahit tempat untuk berdakwah dan sebagai tempat tinggalnya yang baru yaitu Ampel Dento (Surabaya).

Sebagai media berdakwah Raden Achmad mengajak para pengikutnya untuk membangun sebuah masjid pada tahun 1421 M. Masjid ini di bangun dengan gaya arsitektur jawa kuno dan nuansa arab islami yang sangat lekat. Raden Rachmad yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel wafat di Ampel pada tahun 1481. Yang di makamkan disebelah kanan depan masjid Ampel. samapai dengan tahun 1905 Masjid Sunan Ampel yang merupakan masjid terbesar kedua di Surabaya.

Kemudian oleh warga Ampel Masjid dan makam Sunan Ampel dibangun sedemikian rupa agar orang- yang ingin melakukan sholat di masjid dan berziarah dapat merasa nyaman dan tenang. Hal ini tampak jelas dengan dibangunnya lima Gapuro (Pintu Gerbang) yang merupakan simbol dari Rukun Islam.

Dari arah selatan tepatnya di jalan Sasak terdapat Gapuro bernama Gapuro Munggah, dimana Anda akan menikmati suasana perkampungan yang mirip dengan pasar Seng di Masjidil Haram Makkah. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib naik haji jika mampu.

Setelah melewati lorong perkampungan yang menjadi kawasan pertokoan yang menyediakan segala kebutuhan mulai busana muslim, parfum, kurma dan berbagai assesoris orang yang sudah pernah melakukan ibadah haji lengkap tersedia di pasar Gubah (Ampel Suci). Kemudian Anda akan melihat sebuah Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di selatan Masjid Sunan Ampel. Kawasan Gapuro Poso ini memberikan suasana pada bulan puasa Ramadhan. Menggambarkan bahwa seorang muslim wajib berpuasa.

Setelah melewati Gapuro Poso, Anda memasuki halaman Masjid. Dari halam ini akan tampak bangun Masjid Induk yang megah dengan menaranya yang menjulang tinggi yang dibangun oleh Sunan Ampel. Yang sampai sekarang masih tetap utuh baik menara maupun tiang penyangganya.

Setelah Anda melakukan sholat di Masjid Sunan Ampel, maka Anda dapat melanjutkan perjalanan kembali dan akan Anda jumpai Gapuro Ngamal. Disini orang-orang dapat bershodaqoh sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan. Yang mana shodaqoh tersebut juga digunakan untuk pelestarian dan kebersihan kawasan Masjid dan Makam. Menggambarkan Rukun Islam tentang wajib zakat.

Kemudian tak jauh setelah itu Anda akan melewati Gapuro Madep letaknya persis di sebelah barat Masjid Induk. Disebelah kanan terdapat makam Mbah Shanhaji yang menentukan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel. Menggambarkan sebagai pelaksanaan sholat menghadap kiblat.

Dan setelah itu Anda akan melihat Gapuro Paneksen untuk masuk ke makam. Ini menggambarkan sebagai syahadat "Bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah".

Setelah melalui ke lima Gapuro (gerbang) tersebut maka dari dapat diambil kesimpulan bahwa Gapuro tersebut menggambarkan Rukun Islam yang jumlahnya lima. Syahadat (Gapuro Peneksen) bersaksi tiada Tuhan selain Allah.
Sholat (Gapuro Madep) melaksanakan sholat menghadap kiblat.
Zakat (Gapuro Ngamal) menunaikan Zakat/ Shodaqoh bagi yang mampu.
Puasa (Gapuro Poso) suasana puasa sperti di bulan suci Ramadhan.
Haji (Gapuro Munggah) melihat nama dan bahasanya serta suasana di Gapuro Munggah. Munggah Haji (Naik Haji).
Masjid Agung Sunan Ampel ini terletak di jalan KH. Mas Mansyur Surabaya Utara.

c. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Pada abad ke-15 di masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunna mulai berdatangan menyebarkan Agama Islam, terutama di Pulau Jawa. Tak dapat disangkal bahwa laksamana Cheng Hoo alias Sam Poo Kong alias Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Si ongan, Semarang. Selain menjadi utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit, ia juga bertujuan menyebarkan Agama Islam.

Berkaitan dengan sejarah tersebut, dibangun masjid dengan arsitektur khas Tiongkok, di areal komplek Gedung Serba Guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa timur Jl. Gading No.2 (Belakang TMP Kusuma Bangsa) yang diberi nama “Masjid Muhammad Cheng Hoo”. Luasnya 231 m², berkapasitas 200 orang. Bangunan utama seluas m².


d. Gereja Kristen Indonesia
Diresmikan pada 11 September 1881 oleh de Christeijke Gereformeerde Kerk, awalnya bernama Gereja Gereformeerd Surabaya. Baru pada 11 September 1987 resmi berubah nama menjadi GKI Pregolan Bunder. Gereja yang terletak di jalan Pregolan ini hingga kini masih mempertahankan bentuk asli bangunannya.

e. Gereja Katholik Santa Perawan Maria
Bentuk bangunannya yang artistik dan bergaya ghotik merupakan perpaduan arsitektur yang sangat menarik dan unik dikalangan arsitektur bangunan. Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja yang cukup tua di kota Surabaya.

Sebelum dibangunnya Gereja Katholik kelahiran Santa Perawan Maria ini, sudah dibangun sebuah Gereja Katholik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak dipojok jalan Kepanjen dan Kebonrojo. Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Yang kemudian Pastor Wedding pergi ke Batavia. Dan Pastor Waanders menetap di Surabaya.

Pastor Waanders sering mengaadakan misa untuk umat Katholik di Surabaya. Yang kemudian dari hari ke hari jumlah jema''''''''''''''''''''''''''''''''at Katholik semakin bertambah yang kemudian membuat umat Katholik berencana membangun sebuah gereja katholik.

Dan baru pada tahun 1822, umat Katholik dapat merealisasikan membangun sebuah gereja pertama dipojok Roomsche Kerkstraat/ Komedie weg (Kepanjen/ Kebonrojo). Namun belakangan gereja Katholik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utaranya, tepatnya di jalan Kepanjen Kelurahan Krembangan Selatan di wilayah Surabaya Utara. Hal ini dikarenakan gereja yang lama rusak.



f. Pura Jagad Karana
Pura merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu. Bagi umat Hindu yang tinggal di Surabaya ataupun pendatang yang ingin melakukan sembahyang dapat melaksanakan di Pura Jagad Karana ini. Tempatnya yang jauh dari keramaian kota akan semakin menambah kekhidmatan umat Hindu dalam menjalankan ibadah.

Pura Jagad Karana berada di jalan Gresik-Surabaya. Pura Jagad Karana ramai dikunjungi oleh umat Hindu umumnya pada hari sabtu malam, Galungan, Kuningan, Nyepi, Saraswati dan lain sebagainya. Bentuk Pura Jagad Karana ini dikelilingi oleh benteng yang cukup tinggi.

Dan Pura Jagad Karana dibangun diatas tanah lapang dimana tanah sekitarnya telah dipaving sebagai tempat ibadah umat Hindu. Agar nampak asri sepanjang jalan masuk di tanami dengan beberapa tanaman hias. Suasana Pura Jagad Karana akan lebih terasa di Bali pada saat hari-hari raya umat Hindu.



g. Klenteng Boen Bio
Umat peribadatan umat Kong Hu Chu yang terletak di Jalan Kapasan ini dibangun pada 1883 oleh dua orang Tionghoa bernama Go Tik Lie dan Lo Toen Siong di atas lahan seluas 500m2, atas pemberian Mayoe The Boen. Pembangunannya dikerjakan langsung oleh insinyur dari Tiongkok. Pada 1904, luas lahan klenteng ini diperluas menjadi 630m2. Di bagian depannya terdapat empat pilar berukiran naga, lima pintu, dan enam jendela pintu, dimana di bagian tengahnya terdapat tulisan “Ban Sie Soe Piauw”. Sementara, di bagian tengahnya terdapat dua pilar yang juga berhias ukiran naga,

h. Klentheng Sanggar Agung
Terletak di kawasan Pantai Ria Kenjeran, tempat ini berfungsi sebagai rumah ibadah bagi pemeluk Budha, Tao, dan Khong Hu chu. Altar dan patung-patung berukiran khas Cina banyak dijumpai disini. Mulai dari pintu, yang melambangkan avalokitesvara (Bai Yi Guan Yin) dengan Long Nu (Nagin)dan Shan Cai (Sudhana) bersama Si Da Tian Wang (Catummaharajadevata).
Berbagai macam acara kerap diselenggarakan di tempat ini, diantaranya adalah perayaan Festival Bulan Purnama. Tak kurang dari 20 ribu orang biasanya hadir dalm festival tersebut.

i. Klentheng Hong Tiek Hian
Menurut cerita yang beredar hingga saat ini, mengatakan bahwa Klenteng Hong Tiek Hian dibangun oleh tentara Tartar pada zaman Khu Bilai Khan pada awal pendirian kerajaan Majapahit. Klenteng Hong Tiek Hian juga merupakan klenteng paling tua di Surabaya yang dibangun di wilayah Chinese Kamp (Pecinan).

Tempat ibadah orang-orang Khong Hu Chu ini sangat ramai dikunjungi hampir setiap harinya. Setelah orang-orang Khong Hu Chu selesai melakukan sembahyang, mereka juga dapat menikmati pertunjukan wayang Pho Tee Hi dengan cerita-cerita Mandarin.

Klenteng Hong Tiek Hian atau Klenteng Dukuh , terletak di jalan Dukuh GG.II/ 2 dan jalan Dukuh N0.23/ i.



j. Joko Dolog
Ditengah kota Surabaya, tepatnya di Taman Apsari, yaitu di jalan Joko Dolog, terdapat beberapa peninggalan kuno yang merupakan warisan budaya nenek moyang. Salah satu peninggalan tersebut adalah arca Budha Mahasobya yang lebih dikenal dengan nama JOKO DOLOG. Pada lapiknya terdapat prasasti yang merupakan sajak, memakai huruf Jawa kuno, dan berbahasa Sansekreta. Dalam prasasti tersebut disebutkan tempat yang bernama Wurare, sehingga prasastinya disebut dengan nama prasastiWurare.

Arca Budha Mahasobya ini berasal dari Kandang Gajak. Pada 1817 dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salis. Daerah kandang Gajak dulu merupakan wilayah Kedoeng Wulan, yaitu daerah dibawah kekuasaan Majapahit. Pada masa penjajahan Belanda termasuk dalam Karesidenan Surabaya, sedangkan masa sekarang termasuk wilayah desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto – Jawa Timur.

Arca Budha Mahasobya, yang terkenal dengan nama Joko Dolog ini, sekarang banyak dikunjungi orang-orang yang mohon berkah. Namun jika melihat lapiknya, disebut prasati Wurare, sangat menarik karena memuat beberapa data sejarah di masa lampau.

Angka prasasti menunjukkan 1211 Saka dan ditulis oleh seorang abdi raja Kertajaya bernama Nada. Prasasti yang berbentuk sajak sebanyak 19 baik ini isi pokoknya dapat dirinci menjadi 5 hal, yaitu :
1. Pada suatu saat ada seorang pendeta yang benama Arrya Bharad bertugas membagi Jawa menjadi 2 bagian, yang kemudian masing-masing diberi nama Jenggala dan Panjalu. Pembagian kekuasaan ini dilakukan karena ada perebutan kekuasaan diantara putra mahkota.
2. Pada masa pemerintahan raja Jayacriwisnuwardhana dan permaisurinya, Crijayawarddhani, kedua daerah itu disatukan kembali.
3. Pentahbisan raja (yang memerintahkan membuat prasasti) sebagai Jina dengan gelar Cri Jnanjaciwabajra. Perwujudan sebagai Jina Mahasobya didirikan di Wurare pada 1211 Saka.
4. Raja dalam waktu singkat berhasil kembali menyatukan daerah yang telah pecah, sehingga kehidupan menjadi sejahtera.
5. Penyebutan si pembuat prasasti yang bernama Nada, sebagai abdi raja.

Beberapa data tersebut jka dipadukan dengan data-data sejarah yang lain seperti kitab Negarakretagama, Pararaton, dan prasasti-prasasti yang lain, akan menghasilkan kerangka sejarah yang gambling. Sebelumnya kita tinjau kembali lima tokoh yang disebutkan dalam prasasti Wurare tersebut. Kelima tokoh tersebut adalah Arrya Bharad, Jayacriwisnuwarddhana yang disebut juga dengan nama Crihariwarddhana, Crijayawarddhani, Raja (yang memerintah membuat prasasti), dan Nada (sebagai pelaksana pembuat prasasti).

Siapa sebetulnya raja yang memerintah membuatkan prasati ini ? Jawabnya tidak lain adalah raja Kertanegara, yaitu raja Singosari terakhir. Dalam prasasti disebutkan bahwa ia adalah anak raja Crijayawisnuwarddhana dengan Crijayawarddhani. Nama Crijayawisnuwarddhana sekarang lebih dikenal dengan nama Wisnuwarddhana atau Ranggawuni.Kemudian Arrya Bharad, nama ini dikenal pada masa pemerintahan raja Airlangga. Sedangkan Nama sudah jelas disebutkan bahwa ia adalah abdi raja.

Selanjutnya dari prasasti ini dapat diketahui data-data sejarah yang penting sebagai berikut :
Pada jaman kerajaan Medang, yaitu masa akhir pemerintahan raja Airlangga, tepatnya 963 Saka, terjadi pembagian kerajaan menjadi dua. Hal ini terpakasa dilakukan untuk menghindari perebutan kekuasaan diantara 2 putra mahkota. Pembagian kerajaan dilakukan oleh seorang pendeta yang sangat terkenal kesaktiannya, bernama Arrya Bharad. Caranya membasahi dan membelah bumi dengan air kendi yang berkilat, Kedua kerajaan ini dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas, dan masing-masing disebut kerajaan Jenggala dan Panjalu.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas, dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan. Ibukotanya adalah Kahuripan, yaitu bekas ibukota kerajaan Airlangga. Sedangkan kerajaan Panjalu, yang kemudian dikenal dengan nama Kediri, meliputi daerah Kediri dan Madiun. Ibukotanya Daha, yang mungkin didaerah Kediri sekarang.

Pada jaman kerajaan Singosari, tepatnya pada masa pemerintahan raja Wisnuwarddhana, kerajaan Panjalu dan Jenggala berusaha disatukan kembali dibawah kekuasaan kerajaan Singosari. Usaha yang dilakukan raja Wisnuwarddhana untuk mempersatukan tersebut dengan cara mengawinkan anaknya yang bernama Turukbali dengan Jayakatwang yang meupakan keturunan raja Kediri terakhir yaitu raja Kertajaya. Jayakatwang yang merasa bahwa ia adalah pewaris sah atas tahta Kdiri sehingga ia berusaha merebut kembali kekuasaannya.

Ulahnya yang selalu berusaha merebut kekuasaan itulah yang ingin dicegah raja Wisnuwarddhana dengan jalan mengadakan perkawinan politik tersebut. Usaha itu kemudian dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama raja Kertanegara yang mengawinkan anaknya dengan anak Jayakatwang yang bernama Arddhara.
Kenyataan tetap membuktikan bahwa usaha yang baik tidak selalu lancar.

Jayakatwang tetap berusaha merebut kekuasaan. Kertanegara dianggap sebagai orang yang tidak berhak atas tahta kerajaan. Cara yang ditempuh Kertanegara untuk menunjukkan bahwa ia adalah putra mahkota yang sah yaitu dengan menyebutkan Crijayawisnuwarddhana dan Crijayawarddhani sebagai orang tuanya dalam prasasti Wurare itu. Disamping itu, disebutkan bahwa Kertanegara adalah raja yang pandai dalam dharma dan sastra, serta sebagai pendeta dari keempat pulau. Ia dikukuhkan sebagai Jina Mahasobya dengan gelar Crijnanaciwabajra.

Maksud pengukuhannya sebagai Jina adalah untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran dirinya. Mahasobya adalah dewa Aksobhya tertinggi. Sebutan Kertanegara sebagai Mahasobhya berarti ia mempunyai sifat yang ada dalam diri Dewa Aksobhya dan emanasinya, yaitu mempunyai sifat damai, berkuasa, dan kekuasaannya yang tiada tandingannya. Sedangan gelarnya sebagai Cri Jnannaciwabajra dapat berarti bahwa ia adalah orang yang mempunyai pengalaman atau berpengalaman seperti Dewa Siwa, serta dapat memusnahkan kejahatan untuk kesejahteraan semua umat manusia.

Selain itu, gelar-gelar Kertnegara tersebut juga mempunyai latar belakang politik. Raja Kertanegara ingin menyaingi raja Kubilai Khan yang dikukuhkan sebagai Jina Mahamitabha. Persaingan ini timbul karena raja Kubilai Khan ingin berkuasa diseluruh Asia Tengara. Tetapi raja Kertanegara tidak mau tunduk begitu saja. Pada 1211 Saka, utusan dari raja Kubilai Khan bernama Meng-Ch’I, yang meminta pengakuan kekuasaan Kubilai Khan, ditolak dan disuruh pulang ke Mongol oleh raja Kertanegara.

Semua itu dilakukan bertepatan dengan dibuatnya prasasti Wurare yang menyatakan kekuasaan dan kebesaran raja Kertanegara sebagai Jina Mahasobhya. Mahasobhya adalah Jina yang menguasai mata angin sebelah timur, sedangkan Mahamitabha menguasai mata angin sebelah barat. Dengan demikian Kubilai Khan menguasai wilayah bagian barat sedangkan Kertanegara menguasai wilayah bagian timur.

Dari semua keterangan tersebut dapat diketahui bahwa arca Joko Dolog merupakan perwujudan raja Kertanegara sendiri. Sedangkan prasasti yang dipahatkan mengelilingi lapiknya mengandung nilai sejarah politik yang penting. Terutama sebagai bukti bahwa bangsa kita sejak jaman dahulupun tidak mau begitu saja menyerah kepada penjajah asing. Juga berusaha menggalang persatuan untuk menegakkan kekuatan.

k. Makam Ki Ageng Bungkul
Terletak di Taman Bungkul jalan Progo dalam wilayah Surabaya Pusat. Ki Ageng Bungkul adalah seorang nayaka (keramat) kerajaan Majapahit yang kemudian menjadi mertua Sunan Giri. Beliau sering berkonsultasi dengan Sunan Ampel mengenai masalah agama Islam sehingga kemudian masuk Agama Islam. Ki Ageng Bungkul aslinya bernama Ki Supa, seorang ahli pembuat keris dari Tuban. Kemudian beliau menetap di Bungkul sampai wafatnya. Banyak orang yang berziarah ke makam Sunan Giri, singgah ke makam Ki Ageng Bungkul.

l. Makam Mbah Ratu
Makam Mbah Ratu yang berlokasi di jalan Demak (Surabaya Utara), dipercaya orang sebagai makam buritan perahu dari Laksana Zeng Ho dari negeri Cina. Dia mengadakan muhibah pada tahun 1414 dn perahunya hancur dipelabuhan Holandper (Tanjung Perak). Makam ini sebenarnya pindahan dari makam perahu sebelumnya yang ada di Prapat Kuning.

m. Makam Dr.Soetomo
Almarhum Dr. Soetomo dilahirkan di desa Ngepeh-Nganjuk pada tanggal 30 Juli 1888. Setelah tamat di sekolah Europesche Lagere School, beliau melanjutkan studinya di Stovia Jakarta dan lulus sebagai dokter pada tahun 1911. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Amsterdam, lulus sebagai dokter ahli dan menjadi pembantu Profesor Unna di Hamburg Jerman dan pembantu Profesor de Plant di wina Austria. Tahun 1933 kembali ke tanah air, ditempatkan sebagai guru disekolah dokter Nias dan membuka praktek sebagai dokter di Jalan Simpang Dukuh 12 Surabaya.

Selaku perintis kemerdekaan baliau mendirikan perkumpulan Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan pada tanggal 4 Juli 1924 mendirikan Indonesische Studie Club. Pada tanggal 1 januari 1932 untuk menyongsong keluarnya Ir. Soekarno dari penjara Sukamiskin, maka di Surabaya diadakan Kongres Indonesia Raya ke-1 di Gedung Nasioanl Indoensia. Beliau wafat sebagai pahlawan pada tanggal 30 Mei 1938 dan dimakamkan di halaman Gedung Nasional Indonesia jalan Bubutan.

n. Makam W.R Supratman
Makam Wage Rudolf Supratman di jalan Kenjeran-Surabaya Timur, beliau dilahirkan 9 Maret 1903. Semasa hidupnya beliau menciptakan lagu-lagu guna menggugah bangsa Indoensia untuk segera memperoleh cita-citanya yaitu Indonesia Merdeka. W.R Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Disamping itu, beliau juga pencipta lagu terkenal lainnya seperti: Ibu Kita Kartini, Di timur Matahari, Bangunlah Wahai Kawan dan Matahari Terbit. Atas jasanya kepada negara beliau dianugerahi bintang Maha Putra Anumerta.

o. Makam Pangeran Yudo Kardono
Makam Pangeran Yudo Kardono makam ini terletak di kampung Kedondong – Surabaya Pusata yang konon merupakan makam dari salah seorang Panglima Perang Kerajaan Mataram, wafat pada saat ditugaskan oleh Sultan Agung dari Mataram untuk menundukkan Surabaya. Makam ini banyak dikunjungi oleh Peziarah yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah.

Sabtu, 26 Maret 2011

PUTING BELIUNG MENERPA SURABAYA

Oleh : Bambang Rianto ( brianto) pada tgl 26-Maret-2011
Kota Surabaya khusus nya daerah Petemon dan sekitarnya pada hari Sabtu sekitar jam 14.00 wib diterpa angin puting beliung, warga sangat tidak menduga kalau daerah nya diterjang angin putting beliung yang datang begitu cepat.
Tono 23th salah satu saksi mata yang mengetahui terjadinya putting beliung tersebut menerangkan saat dia memperbaiki pos kamling didaerah Petemon mendengar bunyi yang bergerumuh ternyata setelah dilihatnya ada putaran angin hitam yang berjalan begitu cepat menerpa atap rumah warga ,sehingga banyak barang-barang yang berterbangan diudara dan banyak atap rumah yang jebol pohon-pohon dijalan banyak yang roboh karena terjangan angin putting beliung tersebut.
Sampai berita ditulis warga yang terkena terjangan amgin puting beliung tersebut masih membenahi rumahnya yang rusak berantakan akibat terjangan angin putting beliung yang berjalan begitu cepat nya..
“ ya…namanya musibah mas mau diapakan lagi…. Sebelum nya warga juga tidak mengira kalau ada angin puting beliung,.dan untung saja hujan tidak turun hanya gerimis saja seandainya hujan turun dengan lebat nya sehingga terjadi banjir …waduh bisa kewalahan kami mas…...kata salah satu warga yang rumahnya terkena musibah.
Untuk sementara kerugian yang diderita warga masih belum bisa diperkirakan.

Rabu, 23 Maret 2011

3 TAHANAN DARI POLSEK RUNGKUT

Surabaya(KabarGres)-
Tiga tahanan yang kabur di polsek Rungut pada (14/3) dini lalu, kini dua diantara ketiga tahanan yang kabur berhasil di tangkap polisi kembali yakni Giri budi , warga asal Surakarta berhasil diringkus polisi pada senin (14/3) usai beberapa jam kabur dari tahanan polsek rungkut, sekitar pukul 18.00,”Giri budi berasil kami tangkap sesat mau ke rumah mertuanya di Tuban,” ujar kanit Resmob Polrestabes Surabaya, AKP Agung pribadi kepada wartawan
Satu lagi yang berhasil diciduk Unit Reserse Mobile Satuan Kriminal (REsmob Satreskim) Polrestabes Surabaya itu yakni Sutikno. Tersangka penaniayaan serta kekerasan terhadap marce , berhasil diringkus polisi pada rabu dini hari tadi sekitar pukul 02.00 di kawasan Jalan Rungkut Lor Surabaya, kabar tersebut di dapat KabarGres dari pesan singkat oleh Kompol Sudamiran, Wakasatreskim Polrestabes Surabaya
Praktis kini tinggal satu tersangka lagi yang belum tertangkap yakni Yoyok Chandra warga gunung anyar yang terjerat kasus pencurian burung itu.

NYABU DI TENGAH LAUT

Maksud ingin melabui polisi, agar tidak terhempus dari endusan aparat. Yang dilakukan Firman (34), warga Jl.Ikan Dorang itu tergolong kreatif. Dia nekat menghisap Kristal putih itu untuk memabukan diri di tengah lauti.
Menurutnya,”Sudah empat kali saya nyabu di tengah laut naik kapal,” ujar karyawan ekpedesi tersebut. Saat hendak melakukan aksinya untuk kelima kalinya. Firman di ciduk anggota Reskim Polsek Asemrowo.
Di tangannya, polisi berhasil mengamankan 0,2 gram sabu-sabu yang di belinya dari seseorang bernama Rasyid yang kini menjadi daftar Pencarian Orang (DPO). Yang di belinya seharga Rp 200.000, biasanya, Firman dalam aksinya menumpang Speedboat dari Dermaga ke kapal yang lego jangkar di tengah laut. Setelah menyerahkan dokumen dari kantornya lalu dia menuju kamar mandi untuk menghisap sabu yang sudah di siapkan dari tangannya.
“Saya memakai sabu hanya untuk sebagai doping biar kuat kerja pada siang hingga malam,”akunya kepada wartawan (13/3).
Terpisah Kapolsek Asemrowo, Kompol Dolly Primanto mengatakan pihaknya sudah lama mengincar Firman,”Akan tetapi modus baru yang di lakukan oleh firman dengan menghisap sabu diatas kapal awalnya menyulitkan pihak polisi menemukan jejak tersangka Firman” ungkap Dolly

MASKOT KOMODO KBS HILANG MISTERIUS 3 EKOR

Tiga Komodo milik Kebun Binatang Surabaya (KBS) mendadak hilang.kini KBS sudah melaporkan hilangnya hewan yang kini juga menjadi maskot (Simbol) baru kbs itu kepada Polsek Wonokromo.

Menurut petugas KBS yang menjaga disitu, hilangnya satwa langka ini pertama kali diketahui sejak 1 Maret lalu sebanyak satu ekor, dan pada 5 Maret bertambah dua ekor, hingga total komodo yang hilang menjadi tiga ekor.

Ada banyak kemungkinan hilangnya Komodo tersebut, bisa karena dimakan Komodo yang lain atau melompat pagar yang mengelilingi kandangnya. "Itu kami masih menduga duga sendiri tapi untuk memastikannya kami telah melaporkan ke polisi,"kata Humas KBS, Agus Supangkat, Senin (21/3), kepada wartawan

Menurut Agus, total komodo yang dimiliki KBS sebanyak 56 ekor. Dari jumlah itu, yang berumur satu tahun sebanyak 21 ekor. Namun karena hilang tiga, ini menyebabkan jumlah komodo yang berumur satu tahun tinggal 18 ekor.

perlu dketahui Hewan Komodo ini, termasuk hewan yang dilindungi dan sangat langka. Namun menurut Agus hingga saat ini ia tidak bisa menjelaskan berapa nilai kerugian yang menimpa KBS. Komodo yang hilang ini baru di Lauching awal tahun silam ke sangkar.
Terpisah menurut, Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya kompol Sudarmiran,pihaknya menganggap kasus tersebut cukup serius,”Meski laporannya belum resmi namun kami tetap menanggapinya tersebut dengan serius,” ujarnya
Sudamiran menambahkan, Tim pengelolah Sementara KBS, sudah bertemu degan pihak kepolisian Polrestabes Surabaya. Dalam pertemuan itu pihak KBS menerangkan hal yang sebenarnya tentang satwa komodo mulai dari penangkaran sampai menjadi satwa yang paling sukses di tangkarkan oleh KBS.
Kini hilangnya tiga anakan komodo tersebut, akan dilakukan penyelidikan oleh polisi untuk mengetahui hilangnya ketiga anakan komodo yang misterius itu Sebelumnya, KBS telah berhasil menetaskan dan menangkarkan 21 komodo. Setelah menjadi anakan berumur 10 bulan, puluhan reptil itu langsung dilepas di sangkar peragaan KBS pada Lauching awal tahun silam.
Puluhan komodo anakan tersebut yakni lebih dari separuhnya berkelamin jantan itu didapat dari perkawinan komodo liar, dengan komodo peranakan KBS itu sendiri. Perkawinan tersebut menghasilkan telur pada 29 Juli 2009lalu. Pada Maret 2010, telur-telur hasil perkawinannya menetas di luar kandang
Setelah menetas, komodo anakan itu ditangkarkan serta dirawat di kotak yang berukuran 2 kali 1 meter pada 3 bulan pertama. Pada umur 1 hingga 3 bulan, anakan komodo diberi makan daging halus dicampur kuning telur –Atn-

Rabu, 16 Maret 2011

LUDRUK , KETOPRAK , WAYANG ORANG SENI BUDAYA KHAS SURABAYA YANG HAMPIR PUNAH

Aktifitas gemelan personil Ludruk adalah, salah satu ciri khas seni budaya ludruk Surabaya ini, Setelah nobong dari suatu tempat ketempat lainya, di berbagai lokasi selama 25 tahun, Ludruk Irama Budaya akhirnya mendapat ‘kandang’ di Taman Hiburan Rakyat (THR). Pada 4 Maret 2010 lalu, Ludruk Irama Budaya akan memulai fase barunya di THR.

Sudah setahun lebih, Zakia stand by di kompleks THR Surabaya. Siang-malam waria bernama asli Sunaryo ini sibuk menata serta mengatur salah satu gedung dan personil ludruk untuk pertunjukan di samping paseban, dekat Gedung Srimulat. Gedung lama ini memang mangkrak setelah ditinggal salah satu komunitas bela diri asal daratan Tiongkok.
“kami serta teman-teman harus kerja keras bikin panggung, dekorasi, pasang tempat duduk, lighting, dan sebagainya awal mula pintah di nobong THR ini bahkan sampai saat ini selalu mempersiapkan kondisi dari tempat yang sebenarnya sendiri tidak layak buat pentas ludruk sendri, tetapi apa boleh buat demi mempertahankan seni budaya ludruk kkususnya Irama budaya ludruk sendiri yang masih bertahan saat ini, yang satu-satunya di Surabaya ini. “Capek sih capek, tapi saya bersyukur banget sama pemkot Surabaya. Akhirnya, kami diberi kandang meskinpun sebetulnya hanya asal-asalan yang memberi fasilitas Gedung ini dalam kondisi pengap, jorok, gelap, serta acak-acakan,” ujar Zakia yang saya temui di dalam gedung itu, Selasa (15/3/2011) siang.
Zakia Sunaryo, 55 tahun, begitu nama lengkapnya asli Ploso Gang III Surabaya, adalah seniman sejati yang juga pemimpin Ludruk Irama Budaya. Setelah mendapat izin dari Pemerintah Kota Surabaya melalui dinas kebudyaan dan Pariwisata untuk menempati gedung kosong itu, Zakia langsung respek dengan kesemp[atan yang di berikannya kepadanya. Dengan Menjebol tabungan, cari pinjaman kesana sini , meminta sumbangan agar gedung baru ini bisa segera dimanfaatkan yang sebelumya kondisinya yang sangat memperhatinkan pada saat itu yang banyak di salah gunakan sebagai tempat bercengkram ria oleh anak-anak pemuda untuk pacaran dengan pasangannya.
“Alhamdulillah, Ludruk Irama Budaya akhirnya dapat kandang. Wong sapi aja punya kandang, tempat berteduh setelah mencari makan rumput kesana sini, mosok grup ludruk kayak Irama Budaya tidak punya kandang,” ujarnya. Zakia dengan bahasa Suroboyoan, dia mengaku sudah habis sekitar Rp 17 juta an awal untuk membenahi markas barunya ini di Taman Hiburan Rakyat (THR) ini.
Setelah selamatan pada 3 Maret 2010 silam, kemudian dengan pentas perdana sehari sesudahnya Zakia bertekad menggelar pertunjukan ludruk setiap malam di THR. Para pemain Irama Budaya yang 50orang itu diboyong ke markas baru di belakang gedung. “Yang di Joyoboyo juga tetap main, cuma malam Minggu saja. Sebab, kami masih punya kontrak sampai akhir bulan Juli tahun kemarin, sekarang sudah fokus ke tempat ini semua bahkan tidur disini peludruk dari Irama budaya Ludruk (IBL)Surabaya,” tuturnya.
Para penggemar ludruk yang sejak 1987 menikmati cerita dan banyolan khas Irama Budaya di Joyoboyo sudah lama dikondisikan bahwa grup kebanggaannya segera hijrah ke THR pada maret 2010 lalu. Apalagi, gedung darurat untuk nobong di dekat Terminal Joyoboyo itu akan dikembalikan kepada si empunya pada 2010 silam.
“Jujur, selama ini saya pusing karena terlalu banyak masalah. Kontrak Rp 8 juta, listrik, air, makanan teman-teman, dan sebagainya,” kata Zakia tersebut.
Berbagai usaha ia lakukan dengan mempertahan seni budaya Ludruk, dengan menampilakn pentas-pentas seminggunya dua kali bahkan tiga kali dengan nilai tiket masuk hanya 5 ribu, bagi para penggemarnya,”selama ini paling banyak penonton Ludruk 100 orang, itu sudah bagus bagi peludruk kita” ujar Zakia ini
Meski dipercaya mengelola gedung ludruk oleh UPDT THR, Zakia menegaskan, Irama Budaya tak akan memonopoli gedung itu. Pemain-pemain ludruk dari grup lain, bahkan kota-kota lain, dipersilakan berekspresi di sini. Bukan itu saja. Zakia yang merasa sudah sepuh punya beban moral untuk melakukan regenerasi peludruk. Mencetak pemain-pemain ludruk baru dari kalangan anak-anak muda.
“Saya namakan Ludruk Generasi. Mereka-mereka itu yang akan melestarikan ludruk. Insya Allah, ludruk tetap akan bertahan di Surabaya meskipun kondisinya tidak sebagus zaman dulu,” sidirnya kepada Pemkot yang tidak pernah menengok aksi mereka pada saat pentas.
Sekitar satu tahun lalu, diam-diam, Zakia dan teman – temanya pernah menggelar lomba ludruk remaja se-Jawa Timur. Ada belasan grup ludruk yang dinilai layak diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan di atas panggung. Mereka juga akan berkolaborasi dengan pemain-pemain senior atau bintang tamu tertentu,”Ya ini salah satu wujud keseriusan kita terhadap seni budaya Ludruk khas Surabaya serta teman – teman dari Ketoprak Wayang orang yang mempunyai jiwa tetap mempertahankan seni khas asal Surabaya tersebut,” tegas pria paruh baya itu.
“Nah, rencananya setiap malam grup ludruk generasi ini nantinya main secara bergiliran. Woro-woronya akan diumumkan ditempat ini tadinya ,” kata Zakia sambil duduk serta sesekali meminum kopi di meja yang di pesannya di warung sebelah tempat Base camp para seniman ludruk dan ketoprak wayang orang itu.
Namun apa yang sudah di lakukan para seniman tersebut tidak di imbangi oleh pemerintah kota Surabaya yang membidangi bidang seni Budaya dan Pariwisata untuk ikut mendukung keseriusan mereka dalam, mempertahankan budaya itu dari kepunahan, seperti tingkat kesejahteraan bagi seniman ludruk maupun Ketoprak wayang orang tersebut. Pada pada jaman dulu orang luar Surabaya bahkan luar negeri tidak pernah puas kalu tidak menginjakan kakinya atau mengunjungi THR sebagai sarana serta wadah seni khas Surabaya yang terletak dibelakang H-tech maal itu.
Tetapi sayangnya kurang responsive dari pemkot sendiri terhadap seni budaya ludruk yang tinggal satu-satunya di Surabaya ini, kurang mendapatkan dukungan dari pemkot setempat,”kita serba salah dalam mengambil inisitif, keputusan yang tak lain maksud tujuan kita tetap mempertahankan Ludruk ini,yang saat ini masih bertahan, kita pasang papan promosi di depan, katanya mengganggu lalu lintas, kita promosi lewat edaran katanya pencemaran lingkungan, hingga mengotori jalan dan sebagainya”miris Zakia
Namun begitu semangat zakia dan made bersama teman-temannya, tidak pernah luntur dalam mempertahankan Ludruk serta ketoprak khas Surabaya ini.Meski hanya mendapat kucuran dana dari pemkot sebesar Rp 2 juta perbulanya untuk lebih dari 50 personil dari Irama budaya Ludruk(IBL) Surabaya, tidak bisa di bayangkan berapa bagian perorangnya dengan nilai 2 juta, dari 50 personil IBL tersebut, untuk hidup sebulannya?
Himpitan kesengsaraan seniman Ludruk dan ketoprak
Suasana di markas Base camp Irama Budaya terasa lesu gusam. Gedung pertunjukan sekaligus tempat tinggal 50-an pemain ludruk terkenal itu pengap, gelap, jorok, dan acak-acakan terkesan tidak responsive pemerintah kota terhadap seni budaya ludruk khas Surabaya.
Sejak imej ludruk merosot medio 1990-an, kemudian hancur pasca-2000, pemain-pemain ludruk macam Mondro ini kelimpungan. Mau kerja di tempat lain tidak mudah karena tak punya modal dan keterampilan. Pendidikan pun pas-pasan karena kebanyakan putus sekolah demi menyalurkan hobi berkesenian khususnya seni budaya Ludruk ini.
Disinggung upaya kedepannya seni Irama budaya Ludruk di THR ini dimasa mendatang, kesenian khas Surabaya ini kembali diminati masyarakat? Cak Mondro salah satu personil Ludruk itu terdiam lalu tersenyum. “Mudah-mudahan saja sukses. Itu harapan kami semua di sini,” jawab Cak Mondro perlahan.
Kalau teman - temannya terkesan ragu-ragu, sang juragan Irama Budaya, Zakia Sunaryo, justru sangat optimistis. Gedung baru (tapi lama) di THR, yang selalu disebutnya ‘kandang ludruk’, bakal membawa berkah bagi Irama Budaya maupun dunia ludruk umumnya. Alasannya sederhana saja: Irama Budaya sudah punya komunitas penggemar yang sangat fanatic,”Ludruk tidak pernah bisa mati kalau saya masih hidup.Punah serta matinya Ludruk itu akan mati jika saya yang mematiakan Ludruk itu sendiri,”sumbar Zakia yang menyindir pihak yang seharus ikut mendukung melestariakan budaya tersebut.
“Buktinya, kami nobong di mana saja, mulai di Joyoboyo, Kremil, Moroseneng, Jarak, kembali lagi ke Joyoboyo, ya, tetap saja diikuti orang. Sekarang pindah ke THR ini, insya Allah, penggemar kami tetap akan datang juga meskipun terkesan langka budaya Ludruk," jelas Zakia.
Dia mengatakan”Maju tidaknya Ludruk Surabaya,berdiri serta jatuhnya Ludruk Surabaya ini tergantung pada benak diri saya”, karena pihaknya, masih berpegang teguh pada seni budaya Ludruk serta master dalam seni itu adalah benaknya bukan orang lain atupun Pemkot, pemkot sendiri tidak pernah melihat ataupun menengok peLudruk kita dalam berpentas, namun tidak pernah tahu akan sebenarnya keluh kesah dari teman-teman IBL ini.kesal Zakia pria 55 tahun ini.
Keoptimisan Zakia akan terwujud jika banyak yang mendukung mereka dalam mempertahan seni budaya itu mulai dari penggemar, Pemerintah, Dinas Kebudayaan serta masyarakat yang peduli terhadap seni itu.
Tanggapan pengamat seni budaya Ludruk, makin langkah serta kurang Responsif terhadap aset icon budaya Surabaya khususnya Ludruk sendiri.
Sementara itu menurut pengamat seni budaya Ludruk serta ketoprak (wayang orang), dari Surabaya Tribroto Wibiasono, Aset budaya ludruk yang masih, bertahan saat hanyalah seni Irama Budaya Ludruk Surabaya, yang masih lengkap personelnya hingga mau mempertahankan icon Surabaya dengan seni Ludruk itu sendiri.
apalagi untuk Surabaya sudah menjadi barang langka sangat tergantung kepedulian Pemerintah utk menyelamatkannya Ludruk berasal dari kota Surabaya ini, “menyelamatkan itu tidak sekedar nanggap tetapi bagaimana memberdayakan agar mereka dapat hidup secara baik” kata Broto.Hidup itu artinya secara kreatifitas dan kesejahteraan seimbang sindirnya kepada Pemkot.
Seperti yang dia contohkan di Jakarta seni budaya wayang orang itu dibiayai pemerintah, mulai kesenjangan hingga kesejahteraannya, karena mereka tahu bahwa seni Wayang Orang perlu dilestariakn bahkan dibina para senimannya agar semangat mempertahan seni dari wayang orang sendiri katanya.
Broto berpendapat, Kondisi di Surabaya berbeda para personil Ludruk sendiri pada mengeluh,”dimana tidak setiap bulanya hanya di kucurkan dana sebesar 2 juta dari pemkot untuk 50 lebih personil IBL Surabaya, bisa dibayangkan berapa bagaian personilnya Irama Budaya Ludruk yang memiliki jumlah personil lebih dari 50 orang,ha ha ha tawanya” sindir Broto pada Pemkot

Ia menambahkan Jakarta bisa kenapa Surabaya tidak bisa, di dalam mensejahterakan seniman, untuk mempertahankan seni budaya agar tidak punah, nanti kalau sudah di kalim menjadi budaya milik Negara lain baru situ bertindak ini lah kebiasaan dari suikapn pemerintah kita yang kurang apresiasi dalam seni budaya sendiri.tegas seniman ini.

Upaya penyelamatan Ludruk dari kepunahan budaya seni Surabaya
Upaya penyelamatan Ludruk yang harus di lakukan pihak pemerintah serta grup Ludruk sendiri yang pertama Mengupayakan tobongan (tempat) untuk Ludruk yang masih bertahan hidup dalam satu grup.
Kedua. menggaji senimannya untuk berproses secara rutin dan manggung.
ketiga.Peremajaan (tidak sekedar menyelenggarakan Festival Ludruk Remaja tetapi bagaimana tindak lanjutnya.
Keempat Mengembalikan spirit tobongan di gedung kesenian yang ada di THR seperti sediakala.
Kelima.Bikin pagelaran apresiasi gelar Ludruk keliling kampun dan Ludruk masuk sekolah.
Keenam. Bikin vcd tentang Ludruk ataupun ketoprak dengan lakon-lakon lama maupun lakon masa kini.
Ketujuh.mengembangkan kolaborasi Ludruk dengan pendekatan teater modern secara berkelanjutan.
Harus ada mainside bahwa Ludruk menjadi bagian dari perkembangan Kota Surabaya ! .... matinya Ludruk sama dengan matinya kebudayaan kota Surabaya !
“Sepanjang saya ketahui.mereka (Pemerintah) kota Surabaya tidak punya pemikiran yang jelas tentang seni budaya apalagi bicara strategi pelestarian dan pengembangan seni Ludruk sebagai salah satu bentuk seni tradisional yang mempunyai latar belakang historis tersendiri di Surabaya kata Tribroto Widiosono pengamat seni budaya Ludruk itu.
O;EH : ANTON

DAFTAR NAMA , ALAMAT , TELPON , FAX ,RUMAH SAKIT SE JAWA TIMUR

NO NAMA RUMAH SAKIT ALAMAT TELP FAX
1 RSUD Kab. GresikJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 243 B Gresik 031- 3951239 031-3955217
2 RSUD Kab Sidoarjo Jl. Mojopahit No. 667 Sidoarjo 031-8961649 031-8964800
3 RSUD Dr. R. Koesman Tuban Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.800 Tuban 0356-321010 0356-322569 rstuban@dinkes jatim.go.id
4 RSU.Dr. Soedono Madiun Jl.Dr. Sutomo No. 59 Madiun 0351-464325 ps 146 0351-459196 rsu_soedonomdn@yahoo.com
5 RS. Paru Dungus Madiun Jl. Raya Dungus Wungu Madiun 0351-456735 0351-459746
6 RSD. Kab Madiun Jl. A. Yani Km 2 Caruban Madiun 0351-387184 0351-387184
7 Bapelkes RSD Jombang Jl.KH Wahid Hasim No. 52 Jombang 0321-861116 0321-879316 rsdjbg@plasa.com
8 RSD. Dr. Haryoto Lumajang Jl. A. Yani no.281 Lumajang 0334-881666 0334-887383
9 RSU Dr. Sayidiman Magetan Jl. Pahlawan No. 2 Magetan 0351-895023 0351-895007 rsusayidiman_mgt@yahoo.co.id
10 RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo Jl.Dr.Cipto Mangunkusumo No.80-82 Ponorogo 0352-481218 0352-458051 drharjono@pdpersi.co.id
11 RSD Pacitan Jl. Jend. A Yani No. 51 Pacitan 0357-881410 0357-883818 rsdpacitan@yahoo.co.id
12 RSD Prof.Dr. Soekandar Mojokerto Jl.Hayam Wuruk 25 Mojosari Mojokerto 0321-591591 0321-590860 rsu_mojosari@yahoo.co.id
13 RS. Kusta Sumberglagah Mojokerto Jl. Sumberglagah Pacet Mojokerto 0321-690106 0321-690137
14 RSUD Kertososno Nganjuk Jl. Supriadi 29, Kertososno, Nganjuk 0321-551118 0321-551118
15 RSUD. Nganjuk Jl. Dr Soetomo No. 62 Nganjuk 0358-321818 ps.107 0358-325003
16 RSUD Dr. R .Djatikusumo Bojonegoro Jl.Dr. Wahidin No. 45 Bojonegoro 0353-881740 0353-881740 rs_sosodorobjn@yahoo.com
17 RSUD Dr.Soeroto Ngawi Jl. Dr.Wahidin No.27, Ngawi 0351-749023 0351-744744
18 RSU Ngundi Waluyo Wlingi Blitar Jl. Dr. Soecipto No. 5, Wlingi, Blitar 0342-691006 0342-691040 rsud_wlingiblitar@yahoo.com, rswlingiblt@dinkesjatim.go.id
19 RS. Dr. Iskak Tulungagung Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Tulungagung 0355-322609 0355-322165 rsu_iskak_ta@yahoo.com
20 RS. Dr. Soedomo Trenggalek Jl. Dr. Soetomo No. 2, Trenggalek 0355-791118 0355-791118
21 RSUD Malang Jl. Panggungrejo No. 1 Kepanjen, Malang 0341-395041 0341-395024 rsd_kepanjen@yahoo.com
22 RSUD Bangil Jl. Dr. Soetomo No. 101 Bangil, Pasuruan 0343-742189 0343-742189 rsubgl07@yahoo.com
23 Badan Pengelola RSD Dr. Soegiri Lamongan Jl. Kusuma Bangsa No. 7, Lamongan 0322-322582 0322-322582 bprsd@lamongan.go.id
24 RSD Dr. H Koesnadi Bondowoso Jl. Kapten Pieree Tendean No.3, Bondowoso 0332-422311 0332-422311 rsu_bondowoso@yahoo.com
25 RSUD Situbondo Jl. Anggrek No. 68, Situbondo 0338-675116 0338-671028
26 RSUD Dr. Soebandi Jember Jl. Dr.Soebandi No.124, Jember 0331-487564 0331-487564
27 RSUD Balung Jember Jl.Rambipuji No.19 Balung Jember 0336-621595 0336-623877 balung_hospital@ telkom.net
28 RSUD Kalisat Jember Jl. MH Thamrin No.31, Kalisat, Jember 0331-593997 0331-593997 rskalisat@yahoo.com
29 RS. Paru Jember Jl. Nusa Indah No. 28 Jember 0331-421078 0331-421078
30 RSU Genteng Banyuwangi JL. Hasanudin No.98 Genteng Banyuwangi 0333-845839 0333-846917 rsud_genteng@yahoo.co.id
31 RSUD Blambangan Banyuwangi Jl. Letkol Istiqlah No.48 Blambangan, Banyuwangi 033-421118 0333-421072
32 RSUD Pamekasan Jl. Raya Pangleguh, Pamekasan 0324-326242 0324-326242
33 RSUD Sampang Jl. Rajawali No 10, Sampang 0323-323956 0323-323956
34 RSD.Dr.H.Moh Anwar Sumenep Jl. Dr.Cipto No.42 Sumenep 0328-662494 0328-662257
35 RSD. Prof. Dr. S.Kartosoedirdjo Bangkalan Jl. Pemuda Kaffa No. 9, Bangkalan 031-3095088 031-3094108
36 RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Jl. Dr.Soetomo No.1, Kraksaan, Probolinggo 0335-841160 0335-841160
37 RSU Tongas Probolinggo Jl. Raya Tongas no.229, Probolinggo 0335-511837 0335-511837
38 RSUD Pare Kediri Jl.Pahlawan Kusuma Bangsa No.1 Kediri 0354-391833 0354-391833 rsud_pare@pdpersi.co.id
39 RSK Kusta Kediri Jl. Veteran No. 48 Kediri 0354-771062 0354-773479 kustakediri@yahoo.co.id
40 RSP Batu Jl. A. Yani No.10-13 Batu 0341-596901 0341-596901 rsp@dinkesjatim.go.id
41 RSU Dr. Soetomo Surabaya Jl. Meyjen Prof. Dr Moestopo No. 6-8 , Surabaya 031-5501038 031-5028735
42 RSU Haji Surabaya Jl. Manyar Kertoadi , Surabaya 031-5947760 031-5947890
43 RSUD. Mohamad Soewandhi Surabaya Jl. Tambakrejo No.45-47, Surabaya 031-3717141 031-3713651 rsud_soewandhie@yahoo.com
44 RS. Jiwa Menur Surabaya Jl. Menur No.120, Surabaya 031-5021635 / 37 031-5021636
45 RSU Dr. Wahidin. S.H Kota Mojokerto Jl. Gajah Mada No. 100, Mojokerto 0321-321661 031-399778
46 RSUD. Gambiran Kota Kediri Jl. KH Wahid Hasim No.64, Kediri 0354-773097 / 774494 0354-773097 rsu_usdgambiran@yahoo.co.id
47 RSD Mardi Waluyo Kota Blitar Jl. Dr. Sutomo No. 29, Blitar 0342-802808 0342-0809740
48 RS. Saiful Anwar Malang Jl.Jaksa agung Suprapto No.2, Malang 0341-362101 0341-369384 staf_rsu_dr_saifulanwar@jatim.go.id
49 RSD. Dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan Jl. Dr. Wahidin Selatan No.4, Pasuruan 0343-421073 0343-421073 rsdsodarsono@yahoo.co.id
50 RSUD. Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo Jl. Menj. Panjaitan No. 65, Probolinggo 0335-433119 0335-432702 rsudprob@yahoo.com
51 RSUD Kota Madiun Jl. Campursari, Sogaten, Madiun 0351-481314 0351-481314